Sabtu, 17 Mei 2014

Tulisan ulang Majalah “Magelang Vooruit”, November 1935 yang berjudul “Pendirian Negeri Magelang…


Tulisan ulang Majalah “Magelang Vooruit”, November 1935 yang berjudul “Pendirian Negeri Magelang…”

“Pendirian Negeri Magelang. Oleh mojang ketoeroenan Regen jang masjhoer namanja. Kota Pegoenoengan jang bagoes, sehat dan ma’moer”

Pada permoelaan tahoen 1810 oleh orang Inggris jang waktoe itoe memegang pemerintahan disini, Magelang dipilih djadi iboe negeri kaboepaten jang senama, sedang jang diangkat djadi regen ialah Mas Angabei Danoekromo. Sesoedah beberapa kedjadian jang dioeraikan dengan landjoet dalam berbagai-bagai boekoe, maka menoeroet beslit Goebernemen pada 30 Nopember 1813 Mas Angabei Danoekromo ditetapkan dalam djabatannja oleh Pemerintah Belanda bergelar Raden Toemenggoeng Danoeningrat.

Regen Magelang jang pertama

Dalam tahoen 1825 pada masa perang Diponegoro jang sebagian besar berlakoe di Kedoe, maka Regen Magelang jang pertama tewas di medan perang. Riwayat masa jang mengandoeng serba kepahitan mentjeritakan betapa pendoedoek seloeroeh afdeling Probolinggo dan afdeling Magelang di sebelah selatan memihak Pangeran Diponegoro ketika berontak melawan pemerintah Belanda. Dengan segera kaoem pemberontak menjerang iboe negeri, tetapi selaloe dapat ditolak.

Akan tetapi pada 28 hari boelan September 1825 pendjagaan di sebelah selatan Kedoe ialah Kalidjingking diserang oleh kaoem pemberontak jang terlebih banjak; maka sesoedah pertempoeran hebat mariam jang ditempatkan disana djatoeh ditangan moesoeh. Opsir jang mengepalai, Hilmer namanya, berloeka kena peloeroe, 9 orang serdadoe mati, sedang Regen Magelang Raden Toemenggoeng Danoeningrat tewas djoega sebagai korban.

Pada hari jang laloe Kalidjingking soedan diserang, tetapi oentoenglah Hilmer dengan serdadoenja dibantoe oleh regen Magelang dapat menghalau moesoeh. Tetapi pada 28 September 1825 terpaksalah Hilmer mengoendoerkan diri karena lawan jang lebih banjak; majat Regen Magelang dan 9 orang serdadoe ditinggalkan moesoeh, sedang ia sendiri berloeka parah. Ditjeritakan bahwa kepala Regen oleh moesoeh ditjeraikan oleh toeboehnja, dibawa orang kehadapan Diponegoro, kemoedian ditanamkan di Selarong, sedang toeboehnya jang ditinggalkan di medan perang kemoedian dikoeboer di desa Kaoeman Koeboer dekat Magelang. Menoeroet beslit Goebernemen pada 15 Djanoeari 1831 No 14, maka desa itoe didjadikan PERDIKAN sebagai anoegerah atas djasa almarhoem Raden Toemenggoeng Danoeningrat, sedang Regen sendiri sepeninggal beliau dianoegerahi gelaran Raden Adipati Danoeningrat I.


Jang mendirikan negeri Magelang

Alhamorhoem R.A. Danoeningrat I, jang mendirikan roemah kaboepaten dan seboeah Mesdjid, boleh dipandang sebagai jang mendirikan negeri Magelang. Doeloe roemah kaboepaten jang didirikan itoe ditempat Geredja Protestan sekarang ini letaknja, dalam daerah desa Magelang. Asal moelanya tempat itoe bernama “Kebondalem”, diperintah oleh seorang “Demang” hamba Seri Soesoehoenan.

Kebondalem artinja “Keboen radja”. Menoeroet tjerita dahoeloe kala Seri Soesoehoenan di Solo berkeboen jang loeas ditanami kopi, sajoer majoer dan boeah-boeahan. Sebagai oepeti maka Demang Kebondalem tiap-tiap boelan haroes mempersembahkan sebagain hasil keboen itoe kehadapan radja. Sebagaimana tiap-tiap pendoedoek Magelang tahoe, maka kampoeng Kebondalem itoe hingga sekarang masih tetap adanja.


Ketoeroenan Danoeningrat

Tentang ketoeroenan Regen Danoeningrat diberitakan poela, bahwa sedjak pendirian negeri Magelang dalam tahoen 1810 Kaboepaten Magelang bertoeroet-toeroet diperintahkan oleh RA Danoeningrat I; RAA Danoeningrat II; RT Danoeningrat III; RA Danoekoesoemo, masing-masing : mojang, nenek, ajah dan kakak Regen Magelang jang ke V ialah RAA Danoesoegondo, jang sedjak tahun 1908 mengepalai Kaboepaten.

Ketoeroenan regen yang termasjhoer namanja itoe banjak sekali bekerdja akan mendjadikan negeri Magelang seperti sekarang ini keadaanya; seboeah negeri pegoenoengan jang bagoes, sehat dan ma’moer.

Regen kita jang sekarang, anggota Dewan Ra’jat, jang selaloe mengandjoerkan dan memperhatikan kepentingan negeri Magelang soenggoeh-soenggoeh, sekarang ini djoega menjatakan kegiatannya pada pendirian perkoempoelan “Magelang Vooruit” dengan djalan doedoek di medja pengoeroes. Demikianlah adanja.


(ditulis ulang oleh Wahyu Utami, Juni 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar